PENTINGNYA PENGGUNAAN MODEL FLIPPED CLASSROOM DALAM PEMBELAJARAN DARING
Disusun Oleh : Benita, S.Kom
Guru SMP Darul Hikmah
Pada Kondisi pandemi covid-19 sekarang ini, pelaksanaan pembelajaran daring masih menjadi tantangan yang besar di Indonesia. Bukan hanya dari segi infrastruktur yang kurang memadai saja. namun dari segi kesiapan semua elemen peserta dan penyelenggara pembelajaran. Betul, tidak semua siswa memiliki gawai. Begitu pula dengan guru, bisa jadi ada yang tidak memiliki smartphone. Namun permasalahan lain yang harus dihadapi adalah kesiapan mental, kompentansi, dan kesungguhan yang dimiliki oleh guru dan peserta didik.
Dalam kondisi pandemi ini, juga sangat mungkin kedatangan siswa ke sekolah akan dibatasi, baik jumlah hari maupun jumlah siswa per kelas. Bisa jadi, siswa hanya belajar 2 atau 3 hari di sekolah, selebihnya belajar di rumah. Begitu juga agar jaga jarak bisa dilakukan, setiap kelas diisi separuh siswa saja, separuh lagi masuk hari berikutnya. Dengan kondisi seperti ini, para kepala sekolah dan guru terus mencari model pembelajaran efektif dan efisien digunakan pada kondisi di tersebut.
Salah satu model yang bisa digunakan adalah flipped classroom. Flipped classroom adalah model pembelajaran di mana siswa sebelum belajar di kelas mempelajari materi lebih dahulu di rumah sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru. Metode ini juga digunakan oleh guru ketika ada siswa yang tidak hadir di kelas karena sesuatu hal. Guru bisa membuat video apa yang diajarkannya dan diberikan kepada yang tidak masuk kelas tersebut.
Guru sebelum membahas materi yang akan di ajarkan di
kelas, memberikan tugas terlebih dahulu kepada siswa untuk mempelajari materi
yang ada dalam media pembelajaran. Model belajar seperti ini membuat siswa
dituntut untuk lebih mandiri karena mereka mempelajari bahan terlebih dahulu
sebelum ada pertemuan di kelas. Model ini juga membuat siswa lebih aktif
karena dorongan keingintahuan mereka juga lebih tinggi.
Pada ssat siswa datang ke sekolah, guru tinggal membahas dengan mereka, misalnya siswa diminta mempresentasikan apa yang telah dipelajari. Dengan demikian, siswa terlatih mengomunikasikan apa yang dipelajari kepada teman sejawat.
Dengan model ini, bertujuan untuk membekali kemampuan siswa untuk berpikir kritis (Critical thinking), bekerjasama (Collaborative), kemampuan berkomunikasi (Comunication skill), dan berpikir kreatif dan inovatif (Creative/innovative) dapat kita laksanakan dengan baik. Guru tidak mendominasi waktu di kelas. Interaksi guru dan siswa semakin baik dan semakin menyenangkan.